SagoePostNews - Teungku Chik Haji Muhammad Pante Kulu yang nama lain beliau lebih dikenal sebagai Teungku Chik Pante Kulu merupakan salah seorang Ulama Besar Aceh yang menulis Hikayat Prang Sabi pada masa penjajahan Belanda di aceh. Beliau lahir di Desa Pante Kulu Kecamatan Titeue Kabupaten Pidie yang berjarak 22,8 KM dari kota Sigli pada Tahun 1251 Hijrian (1836 M). Dan juga mempunyai hubungan kerabat dengan para kelompok Ulama Tiro. Detail Map Ds. Pante Kulu
Hikayat Prang Sabi di Karang Oleh Teungku Chik Pante Kulu pada saat perjalanan pulangnya di atas sebuah Kapal diantara Jeddah (Arab Saudi) dan Penang (Malaysia) pada Tahun 1881 Masehi. Beliau berhasil mengarang Hikayat Prang Sabi sebagai sumbangsihnya untuk membangkitkan semangat Jihad melawan penjajahan belanda pada saat itu.
Hikayat Prang Sabi |
Yang membuat Teungku Chik Pante Kulu mendorong mengarang Sajak Hikayat Prang Sabi yaitu berdasarkan kesadaranya sendiri tentang betapa besarnya pengaruh syair-syair karya penyair Hassan Bin Tsabit dalam mengorbankan semangat jihad kepada kaum muslimin pada zaman rasul yang beliau pelajari pada saat menuntut ilmu di mekah.
Hikayat Prang Sabi karya Teungku Chik Pante Kulu ini berbentuk dalam puisi yang terdiri Empat Cerita (Kisah). Walaupun fiktif berdasarkan sejarah keempat kisah tersebut yaitu Kisah 'Ainul Mardiah, Kisah Pasukan Gajah, Kisah Sa'id Salmy dan Kisah Muhammad Amin (Budak Mati Hidup Kembali).
Karya sastra yang amat berharga ini sesampainya di Aceh beliau persembahkan kepada Teuku Chik Ditiro dalam suatu upacara khidmat di Kuta Aneuk Galong.
Menurut Abdullah Arih Teungku Chik Haji Muhammad Pante Kulu selain dari Hikayat Prang Sabi, masih ada lagi hikayat-hikayat lain baik itu dalam berbentuk prosa maupun puisi yang berbahasa melayu dan aceh, tetapi hasil karya tersebut tidak begitu luas tersyiarnya seperti Hikayat Prang Sabi.
Menurut Abdullah Arih Teungku Chik Haji Muhammad Pante Kulu selain dari Hikayat Prang Sabi, masih ada lagi hikayat-hikayat lain baik itu dalam berbentuk prosa maupun puisi yang berbahasa melayu dan aceh, tetapi hasil karya tersebut tidak begitu luas tersyiarnya seperti Hikayat Prang Sabi.
Ulama Aceh Pengarang Hikayat Perang Sabi pada masa kecilnya setelah belajar membaca Al-quran dab beberapa kitab dalam bahasa Jawi (Melayu) beliau melanjutkan pelajarannya pada Dayah Tiro yang di pimpin oleh salah satu Ulama Tiro yang sangat besar pengaruhnya di aceh yaitu Teungku Haji Chik Muhammad Amin Dayah Cut. Setelah beberapa tahun menuntut ilmu didayah tersebut dan mahir dalam berbahasa arab serta telah menamatkan beberapa kitab beliau mendapat gelar Teungku di Rangkang (Asisten Dosen). Dan dengan ijin gurunya Teungku Haji Chik Muhammad Amin Dayah Cut beliau melanjutkan studinya ke Mekkah sambil menunaikan ibadah haji.
Selama diMekkah beliau beliau banyak memperdalam ilmu-ilmu lainnya seperti sejarah, logika, filsafah, sastra dll. Beliau juga sangat suka membaca buku-buku syair Arab, terutama penyair-penyair perang seperti Hassan bin Tsabit, Abdullah bin Malik dan Ka'ab bin Zubair yang hidup semasa jaman rasullullah dahulu.
Disamping membaca kitab-kitab syair (Diwwanusy-syi'ir), beliau juga banyak mempelajari sejara para pahlawan islam yang ternama, seperti Khalid bin Walid, Umar bin Khathab, Hamzah, Usamah Bin Zaid bin Haritsah, Tariq bin Ziyad dan masih banyak lagi. Setelah 4 tahun di Mekkah, beliau telah menjadi ulama besar yang berhak diberi gelar Syaikh di depan namanya, sehingga beliau menjadi Teungku Chik (Guru Besar). Sedangkan nama Pante Kulu merupakan nama tempat asal beliau. Pada kebiasaanya adat yang telah melekat dalam dayah aceh. Jika anda pernah menuntut dalam pesantren-pesantren aceh, semua santri bagi kebanyakannya dipanggil dengan sebutan daerah. dengan demikian Nama Teungku Chik Pante Kulu merupakan nama gelar beliau dan tempat kelahiran beliau. sedangkan nama asli beliau adalah Teungku Chik Haji Muhammad Pante Kulu.
Teungku Chik Haji Muhammad Pante Kulu semasa hidupnya mempunyai dua orang istri, istri yang b pertama berasal dari Kampung Titeue Kecamatan Keumala Kabupaten Pidie. Dan memperoleh seorang putra yang kemudian ikut serta berperang bersama mujahiddin di Aceh Besar. Sedangkan Istri kedua bernama Tgk. Nyak Aisyah berasal dari Kampung Grot Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar.
Setelah mengikuti Teungku Chik Di Tiro dalam berbagai peperangan beliau wafat di Ds Lam eu'ot Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar. Berikut Makam Ulama Aceh Pengarang Hikayat Perang Sabi :
Sebagai salah satu Ulama Aceh yang sangat berpengaruh di aceh maka pada Tahun 1986 Kampus STIK Tgk. Chik Pante Kulu Kota Banda Aceh resmi di Didirikan. Info Kampus Click Disini
Demikianlah sedikit mengenang sejarah Ulama Aceh Pengarang Hikayat Perang Sabi, Apabila ada kesalahan dalam uraian kata-kata tersebut diatas salah, Mohon maaf dan harap diberitahu.
Share artikel ini jika bermanfaat. dan jangan lupa berkomentar dibawah ini.
Admin SagoePostNews
Sumber Artikel : Wikipedia, Aceh.TribunNews
Sumber Foto : SagoePostDesain, Indatu, Aprizal99
Sumber Video : YouTube
Salam Sukses,
Selama diMekkah beliau beliau banyak memperdalam ilmu-ilmu lainnya seperti sejarah, logika, filsafah, sastra dll. Beliau juga sangat suka membaca buku-buku syair Arab, terutama penyair-penyair perang seperti Hassan bin Tsabit, Abdullah bin Malik dan Ka'ab bin Zubair yang hidup semasa jaman rasullullah dahulu.
Disamping membaca kitab-kitab syair (Diwwanusy-syi'ir), beliau juga banyak mempelajari sejara para pahlawan islam yang ternama, seperti Khalid bin Walid, Umar bin Khathab, Hamzah, Usamah Bin Zaid bin Haritsah, Tariq bin Ziyad dan masih banyak lagi. Setelah 4 tahun di Mekkah, beliau telah menjadi ulama besar yang berhak diberi gelar Syaikh di depan namanya, sehingga beliau menjadi Teungku Chik (Guru Besar). Sedangkan nama Pante Kulu merupakan nama tempat asal beliau. Pada kebiasaanya adat yang telah melekat dalam dayah aceh. Jika anda pernah menuntut dalam pesantren-pesantren aceh, semua santri bagi kebanyakannya dipanggil dengan sebutan daerah. dengan demikian Nama Teungku Chik Pante Kulu merupakan nama gelar beliau dan tempat kelahiran beliau. sedangkan nama asli beliau adalah Teungku Chik Haji Muhammad Pante Kulu.
Teungku Chik Haji Muhammad Pante Kulu semasa hidupnya mempunyai dua orang istri, istri yang b pertama berasal dari Kampung Titeue Kecamatan Keumala Kabupaten Pidie. Dan memperoleh seorang putra yang kemudian ikut serta berperang bersama mujahiddin di Aceh Besar. Sedangkan Istri kedua bernama Tgk. Nyak Aisyah berasal dari Kampung Grot Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar.
Setelah mengikuti Teungku Chik Di Tiro dalam berbagai peperangan beliau wafat di Ds Lam eu'ot Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar. Berikut Makam Ulama Aceh Pengarang Hikayat Perang Sabi :
Sebagai salah satu Ulama Aceh yang sangat berpengaruh di aceh maka pada Tahun 1986 Kampus STIK Tgk. Chik Pante Kulu Kota Banda Aceh resmi di Didirikan. Info Kampus Click Disini
Demikianlah sedikit mengenang sejarah Ulama Aceh Pengarang Hikayat Perang Sabi, Apabila ada kesalahan dalam uraian kata-kata tersebut diatas salah, Mohon maaf dan harap diberitahu.
Share artikel ini jika bermanfaat. dan jangan lupa berkomentar dibawah ini.
Admin SagoePostNews
Sumber Artikel : Wikipedia, Aceh.TribunNews
Sumber Foto : SagoePostDesain, Indatu, Aprizal99
Sumber Video : YouTube
Salam Sukses,
Post Comment